Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 6 minutes
Menjadi penyebab banyak orang keracunan setelah mengkonsumsi ikan karang dan kerang laut. Mikroalga bentik ini perlu kita kenali ciri dan klasifikasinya. Dan berikut adalah ciri, klasifikasi dan contoh manfaat lainnya sebagai mikroallga bentik beracun yang di kenal sebagai dinoflagellata.
Peristiwa keracunan setalah makan ikan laut dan kerang bukan sebuah peristiwa yang baru terjumpai lagi. Tapi mengapa seafood yang banyak terminati itu bisa mengandung racun berbahaya?
Kami telah merangkum jawaban singkatnya yang menjadi penyebab keracunan setelah makan seafood khususnya ikan karang dan kerang. Untuk itu tetap simak penjelasannya di bawah ini ya.
Baca Juga: Zooxanthellae Adalah Organisme Mikroskopik Sangat Penting
Daftar Isi
Ciri dan klasifikasi dinoflagellata
Racun yang terkandung dalam seafood khususnya ikan karang dan kerang bersumber dari mikroalga beracun. Mikroalga tersebut adalah satu dari banyak jenis lainnya yang tidak sengaja ikut termakan oleh ikan dan kerang.
Berdasarkan klasifikasi mikroalaga beracun yang di kenal sebagai dinoflagellata termasuk dalam kelas Pinophyceae. Termasuk dalam mikroalga yang memiliki kemampuan beradaptasi sangat kuat terhadap perubahan lingkungannya yang ekstrem.
Manaat dari keberadaan dinoflagellata bentik di perairan ummnya menjadi makanan ikan dan kerang laut.
Namun, ketersediaannya sebagai makanan dan produktivitas primer perairan akan melimpah jumlahnya saat perairan dalam kondisi mendukung, yakni melimpahnya unsur N dan P. Hingga terjadilah fenomena blooming algae dan red tide yang di dalamnya terdiri dari mikroalga beracun.
Dua unsur utama tersebut mereka butuhkan untuk memproduksi makanan dan memperbanyak diri, karena dinoflagellata termasuk dalam ciri mahluk hidup autotrof.
Jika dalam kondisi yang tidak menguntungkan atau kekurangan dua unsur utama tersebut. Dinoflagellata akan mempertahan dirinya dengan cara membungkus diri menjadi kista atau telur yang terselimuti oleh selubung kuat. Kemudian akan menetas dan bergerak aktif untuk mencari makan ketika lingkungannya sudah mendukung.
Untuk bergerak kesana-kemari dinoflagellata terlengkapi oleh alat gerak seperti cambuk sebanyak dua buah.
Ciri pergerakan dinoflagellata adalah merayap dan berenang pada sekitaran dasar perairan. Kemudian menempel di makroalga, lamun, batu dan terumbu karang mati.
Ukurannya yang sangat kecil dan hidup menempel pada makanan utama ikan karang dan kerang. Menyebabkan beberapa ikan karang dan kerang terpapar secara tidak sengaja memakan dinoflagellata beracun.
Racun yang terproduksi olehnya memiliki tingkat toksisitas yang kuat. Akibatnya sangat berbahaya jika manusia dan mamalia lainnya mengkonsumsi ikan atau kerang terpapar racun dari dinoflagellata.
Sebagai informasi tambahan tidak semua ikan karang, kerang dan seafood lainnya mengandung racun berbahaya dari dinoflagellata. Keberadaan racun akan minim jika ekosistem perairan tidak pernah terjadi blooming algae dan red tide.
Contoh dinoflagellata beracun
Keracunan akibat konsumsi seafood yang terpapar dinoflagellata beracun akan menganggu sistem pencernaan dan saraf yang dapat kita kenali dengan ciri:
- Tubuh terasa nyeri
- Mual
- Pusing kepala
- Lidah mati rasa
Dinoflagellata bentik beracun yang hidup pada perairan tropis dan sub tropis terjumpai pada 11 marga. Adapun 8 (delapan) marga yang dapat terjumpai di perairan triopis Indonesia terdiri dari:
- Alexandrium
- Gonyaulax
- Pyrodinium
- Gambierdiscus
- Amphidium
- Gymnodinium
- Ptychodiscus
- Gyrodinium
Sedangkan contoh spesies dinoflagellata yang menyebabkan racun pada ikan karang atau Ciguatera Fish Poisoning adalah sebagai berikut:
- Amphidinium sp.
- Prorocentrum concavum
- P. lima
- P. rhatymum
- Ostreopsis ovata dan
- O. siamensis
Penyakit akibat dinoflagellata beracun
Walau terkenal sebagai mikroallga beracun yang termasuk dalam klasifikasi kelas Dinophycae, dinoflagellata memiliki manfaat lain di ekosistem perairan.
Umumnya di ekosistem perairan manfaat dinoflagellata adalah sebagai produktivitas primer dan sumber makanan biota laut lainnya.
Memiliki manfaat sebagai produktivitas primer perairan di karenakan dinoflagellata adalah mikroalga yang ciri utamanya sebagai fitoplankton yang mengandung klorofil. Seperti yang kita ketahui satu fungsi utama klorofil di proses fotosintesis mikroallga adalah untuk memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat.
Selain memiliki manfaat yang baik dalam ekosistem perairan dinoflagellata termasuk mikroallga yang merugikan dalam rantai makanan. Keberadaannya dalam rantai makanan sangat berbahaya jika kita tidak memperhatikan kebersihan dari seafood yang akan kita konsumsi.
Keberadaan dinoflagellata beracun yang memiliki manfaat sebagai makanan ikan herbivora karang dan kerang akan terakumulasi dalam organ pencernaan. Membersihkan organ pencernaan biota laut dengan teliti akan sangat membantu untuk menghindari keracunan setelah konsumsi ikan dan kerang.
Baca Juga: Sistem Pencernaan Kerang: Organ dan Cara Makan
Paralytic Shellfish Poisons (PSP)
Jika secara tidak sengaja mengkonsumsi kerang, rajungan dan gastropoda yang terpapar dinoflagellata beracun. Akibatnya sangat fatal karena racun pada penyakit PSP bersifat akut.
Racun pada penyakit PSP di sebut Saxitoxin yang berasal dari dinoflagellata beracun. Sedangkan penamaan racun saxitoxin bermula dari hasil temuan dalam tubuh kerang alaska berjenis Saxidomus giganteus.
Saxitoxin adalah racun dinoflagellata yang ciri penyerangannya dengan memblokade secara selektif pada pemasukan natrium melalui membran yang dapat tereksitasi. Sehingga menghambat secara efektif sifat kondusif saraf dalam tubuh.
Ciguatera Fish Poisoning (CFP)
Peristiwa keracunan akibat mengkonsumsi ikan herbivora yang hidup di ekosistem terumbu karang dan predatornya sering terjadi. Contoh jenis ikan yang sering terpapar oleh dinoflagellata beracun adalah kerapu dan barakuda.
Gejala penyaki CFP akan terasa sesudah mengkonsumsi seafood selama 24 jam. Dan tubuh akan mengalami inversi panas dingin, mual, muntah dan pusing.
Diarrehetic Shellfish Poisoning (DSP)
Dinophysis caudata adalah mikroalage dari kelas Dinophysae dengan ciri yang sama seperti dinoflagellata yang memproduksi racun berbahaya.
Spesies D. caudata memproduksi racun dinophysistoxins (DTXs) dan okadaic acid (OA). Kandungan racunnya akan bereaksi setelah 30 menit konsumsi kerang dan akan mengganggu sistem pencernaan.
Gejala utama DSP adalah diare yang akut, bahkan serangannya lebih cepat dari keracunan makanan yang tekontaminasi oleh bakteri.
Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP)
Satu dari jenis penyakit akibat mengkonsumsi kerang laut yang mengandung racun dari dinoflagellata adalah NSP.
Penyakit NSP terjadi karena tubuh kita terpapar oleh racun yang bernama brevetoxins yang sumbernya berasal dari inoflagellata jenis Karenia brevis.
Efek akibat mengkonsumsi kerang mengandung brevetoxins adalah terganggunya sistem saraf dan pencernaan tubuh.
Amnesic Shellfish Poisoning (ASP)
Contoh penyakit yang terakhir akibat konsumsi kerang berlebih yang terpapar oleh dinoflagellata beracun adalah ASP.
Penyebab utamanya adalah akumulasi dinoflagellata bentik beracun dari genus Pseudo nitzschia di dalam sistem pencernaan kerang. Asam domoat adalah jenis racun yang terproduksi oleh dinoflagellata beracun tersebut.
Sedangkan ciri dari gejala keracunan akibat konsumsi kerang yang terkontaminasi oleh dinoflagellata beracun P. nitzschia akan muncul setelah 24 jam. Gejala ASP tertandai dengan terganggunya pencernaan yang akan mengakibatkan mual, muntah dan diare.
Demikianlah beberapa ciri dan contoh dinoflagellata beracun yang dapat terakumulasi dalam organ pencernaan ikan karang dan kerang laut.
Akumulasi racun dalam ikan karang dan kerang laut akan berdampak sangat besar dalam rantai makanan. Kita sebagai manusia adalah korban utama dari toksisitas racun yang terproduksi oleh dinoflagellata melalui seafood yang kita konsumsi.
Jadi tetap berhati-hati untuk konsumsi kerang dan ikan laut ya. Konsumsilah pada jumlah yang sewajarnya untuk menghindari keracunan.
Baca Juga: Kerang Darah Adalah: Morfologi dan Habitat