Kehilangan Barang Bukan Tanggungjawab Kami: Lari dari Tanggungjawab!

Last Updated on 4 June 2025 by Adha Susanto

Estimated reading time: 6 minutes

Selain di tempat parkir, kalimat “Kehilangan barang bukan tanggungjawab kami” juga ada di angkutan publik. Kapal laut salah satunya.

Jadi, kejadian ini bukan untuk kali pertamanya. Kejadian serupa pernah saya alami, kalau tidak salah sekitar tahun 2023.

Walau bukan barang berharga, tapi tetap ada keselnya.

Dari masih mahasiswa hingga sekarang, setiap pergi ke Jawa dari Kalimantan atau sebaliknya masih setiap untuk naik kapal laut.

Selain lebih hemat, pilihan transportasi ini juga lebih terasa perjalanannya.

Dengan kapal terasa senengnya. Seneng saat kapal sudah mendekat dengan daratan.

Tidak hanya sendirian, hal serupa juga dirasakan oleh seluruh penumpang kapal sih.

Jadi, kejadian kurang mengenakkan ini lebih sering terjadi dari Jawa ke Kalimantan. Maklum lah ya, kalau dari Jawa itu pasti banyak banget oleh-oleh yang dibawa.

Jajanan tradisional hingga modern tidak pantas untuk tertinggal dan terlupakan.

Dan, ini pula yang sudah dua kali kehilangan.

Kehilangan barang di kapal yang  bukan tanggungjawab dari perusahaan kapal terjadi pada tanggal 16 Mei 2025.

Jarum jam tangan masih berada pada pukul 17.00 WIB dan posisi masih berkendara menuju pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Syukurnya jalan waktu itu tidak padat merayap.

Namun, banyak lampu lalu lintas yang harus dilewati satu persatu, dan berhenti dari satu lampu merah ke lampu merah berikutnya. Jelas memakan waktu.

Sore itu biasanya masih cerah, dengan sinar matahari yang menembus di antara pepohonan di pinggir jalan dan di antara tembok-tembok gedung tinggi.

Dua jam sebelum keberangkatan jadi waktu untuk check-in. Tapi perjalanan masih lumayan dan penuh kecemasan.

Sempat cemas karena cuaca

Cemas awan hitam pekat di atas kepala itu meruntuhkan air dan membasahi badan dan juga barang yang kami bawa di motor.

Kecemasan makin saat tetesan air sudah terasa di kulit dan saat menempelkan e-money palang pintu otomatis tidak juga membukakan jalan.

Kami salah pintu.Sebelumnya sudah diperingatkan oleh adik saya di belakang, kalau palang pintu otomatis yang dipilih itu salah.

Harusnya masuk di jalan cor yang berada di sebelah.

Percaya diri yang terlalu tinggi. Sudah punya pengalaman lebih dari adik, dan tidak mempertimbangkan pernyataan adik yang baru satu hingga dua kali masuk ke pelabuhan.

Untung ada CCTV, sehingga petugas pemantau segera mengarahkan saya untuk berbalik dan menuju palang pintu di sebelah.

e-money di tempel, palang pintu otomatis terbuka tandanya saya berada di jalur yang benar. Jalur masuk khusus untuk pengendara sepeda motor.

Gas motor tidak berani saya tarik kuat. Takut dengan genangan air asin yang sifatnya korosif pada besi membuat rangka motor jadi keropos.

Tibalah saya di depan pintu check-in penumpang yang membawa kendaraan pribadi.

Saya parkirkan motor dengan sempurna dan melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa ke ruang check-in. Setelah check-in selesai, hujan rintik-rintik kian rapat.

Untunglah tak lama kami menunggu perintah masuk kapal pun kami terima.

Alhamdulillah selamat dari tetesan hujan yang sempat mencemaskan hati. Cemas barang bawaan kami basah semua.

Motor kami terparkir di sela-sela truck besar ekspedisi yang membawa sembako ke Kalimantan.

Kami susun rapi dan satu tas yang berisi pakaian dan makanan ringan kami tinggal di motor.

Nah, inilah awal mula kejadian kehilangan barang bukan tanggung jawab kami.

Satu tas yang berisi pakaian dan makanan snack sekitar enam bungkus itu sengaja kami tinggal di motor.

Jika kami bawa ke tempat tidur tentunya menuhin tempat.

Berpikiran positif yang berlebih

Percaya saja jika barang ini tidak hilang. Dulu kehilangan snack karena posisinya terbuka dan memberi peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk bertindak.

Sebab, hanya tergantung di motor.

Pada kejadian ini, snack berada di dalam tas dan posisinya berada di paling dasar. Tertutup baju-baju adik yang rapat menutupinya.

Tas ini pun ringan. Namun, penuh sesak. Makanan ringan tradisional membuat tas penuh.

Selama 19 jam di dalam kapal, kami tidak pernah merisaukan akan kehilangan barang.

Berpikiran positif membuat kami lebih percaya diri. Yakin, barang bawaan kami sudah aman dalam tas dan tertutup kain.

Siapa sangka, kejadian yang tidak mengenakkan itu ternyata terulang lagi.

Curiga

Kecurigaan yang begitu besar pun mengarah pada anak buah kapal. Perkiraan kami, kejadian ini terjadi sebelum penumpang turun.

Di saat kapal sudah hampir sandar, anak buah kapal yang berada di geladak parkir truck besar dan motor itu mulai bekerja.

“Dang deng, prook.” Rantai penahan truck agar tidak bergeser dilepas dan dijauhkan.

Motor kami yang tidak jauh dari rantai penahan truck-truck itu pun mungkin sempat menarik perhatian anak buah kapal.

Karena penasaran dengan tas yang berada di atas motor, kemudian dia mengangkat dan meraba-raba.

Ada benda keras-keras, ringan. Dia pun memprediksi pasti ini jajanan.

Penasaran nih dengan isi yang ada di dalam. Benar, ternyata ada jajanan pasar favorit orang Jawa.

Dua bungkus jajanan dengan jenis berbeda itu pun dibawa untuk teman istirahat sambil ngopi pahit.

Penumpang masih ada di geladak tempat tidur untuk menanti pintu keluar terbuka.

Setelah lebih dari tiga puluh menitu, pintu dari dua sisi pun terbuka.

Penumpang turun ke geladak truck dan keluar dari kapal.

Termasuk kami yang perlahan-lahan melangkahkan kaki untuk menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju ke motor.

Sesampainya di motor, posisi tas yang berada di atas motor sudah berubah.

Dari yang telentang jadi berdiri. Kami angkat dan raba-raba, makanan ringan masih ada.

Tetapi jumlahnya sudah tidak sama lagi.

Baca Juga: Fasilitas dan Suasana Kapal Dharma Lautan Utama Apakah Nyaman?

Menurut hukum terhadapkehilangan barang bukan tanggungjawab kami

Melansir dari laman Hukum Online, “kehilangan barang bukan menjadi tanggung jawab kami” merupakan salah satu bentuk pengalihan tanggung jawab.

Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha yang menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha adalah dilarang. 

Masih dari laman yang sama, jika barang itu hilang karena ketidaksengajaan dari pengelola bukan menjadi tanggungjawabnya.

Namun, jika barang itu dengan sengaja dirusak atau dihilangkan itu adalah salah satu perbuatan melawan hukum.

Lebih lanjut, dalam hal ini, barang yang hilang adalah milik konsumen atau penumpang kapal milik suatu perusahaan pelayaran.

Barang milik konsumen itu pun berada di kawasan penyedian tempat dalam hal ini kapal.

Dalam ulasannya, penyedia tempat bisa saja mendapat gugatan karena secara perdata telah melalukan perbuatan melawan hukum. Dasarnya adalah Pasal 1365, 1366, dan 1367 KUHPerdata.

Pasal 1365

Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Pasal 1366

Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau kesembronoannya.

Pasal 1367

Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

Sikap terhadap kehilangan barang bukan tanggungjawab kami

Dari apa yang telah teralami, kehilangan barang memang tidak seberapa.

Namun, kejadian ini bisa saja terjadi pada barang penumpang lainnya.

Sudah berusaha untuk memperkecil resiko dengan menutupnya rapat-rapat menggunakan baju.

Lalu tas juga tertutup rapat, tapi masih saja hilang.

Jadi, memang ada niat dari anak buah kapal atau bukan mereka yang dengan sengaja melakukan tindakan yang tidak benar secara hukum.

Jika benar dugaan selama ini maka kalimat pamungkas yang mereka tempel berperan besar untuk terus melanggengkan tindakan yang tidak dibenarkan.

Dan semoga semua penumpang atau konsumen kapal laut lebih mawas diri.

Jika memang bisa bawa semua barang yang masih terbilang berharga berada di dekat kita.

Selain itu juga pastikan koper atau tas yang berada di bagasi kapal tertutup rapat, dan jika perlu lerekan tas digembok.

Demikianlah cerita dari sebuah pengalaman kehilangan barang bukan tanggungjawab kami atau perusahaan.

Niatnya untuk bisa lebih hemat dan juga aman. Malah kehilangan barang.

Semoga hanya sedikit orang yang pikiran dan bertindak yang merugikan orang lain.

Agar catatan dan pandangan gelap naik kapal bisa perlahan mulai cerah.

Baca Juga: 5+ Alasan Kenapa Orang Harus Bekerja