Last Updated on 24 June 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 5 minutes
Nila, mujair, dan jantan arwana adalah contoh ikan mouth breeder (mengerami atau memelihara telurnya di dalam mulut). Lalu berapa lama dan mengapa ikan nila, arwana, dan mujair mengerami dan menyimpan telur dalam mulut? Untuk jawabannya tetap simak uraian artikel di bawah ini ya.
Pada umumnya semua jenis hewan darat dan air memiliki kemampuan reproduksi untuk menjaga kelestarian genetiknya. Proses reproduksi ikan berlangsung dengan mempertemukan sel sperma dan telur yang terjadi secara eksternal atau internal.
Ikan air tawar dan laut melakukan serangkaian proses reproduksi tanpa berkopulasi. Karena ikan tidak memiliki alat kelamin luar yang memungkinkan mereka memasukkan sel kelamin kedalam tubuh pasangannya (betina). Sehingga pembuahan sel telur oleh sperma berlangsung di luar tubuh indukan atau secara eksternal.
Oleh karena itu, indukan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang. Namun, mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak terbuahi oleh sperma.
Untuk itu ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya si jantan akan segera mengeluarkan spermanya yang bercampur dalam air untuk menembus lubang mikrofil untuk dapat membuahi telur. Dan menghasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio.
Setelah sperma membuahi sel telur terdapat beberapa jenis ikan yang mengerami telurnya di dalam mulut. Seperti yang terjadi pada ikan nila, mujair dan arwana yang kita kenal sebagai contoh jenis ikan mouth breeder.
Tetapi terdapat hal yang menarik dalam pemeliharaan telur-telur ikan. Jika di hewan darat pemeliharaan telur umum terperankan oleh indukan betina. Pada vertebrata air, yaitu ikan pemeliharaan telur-telurnya banyak terperankan oleh pejantan.
Seperti yang dapat kita jumpai pemeliharaan telur oleh ikan jantan arwana. Namun, tidak pada pejantan ikan nila dan mujair.
Lantas mengapa hal ini terjadi? Temukan jawabannya pada uraian di bawah ini ya.
Baca Juga: Kehidupan Ikan Hagfish dan Lamprey: Ciri dan Reproduksi
Ikan arwana jantan mengarami telurnya
Tidak seperti hewan darat yang harus berkopulasi untuk membuahi sel telur dalam tubuh induk betina. Ikan yang melakukan pembuahan secara eksternal tidak menyimpan embrio dalam tubuh induk betina.
Hal ini memberikan kesempatan bagi salah satu pasangan untuk bisa pergi, meninggalkan yang lain untuk menjaga telur yang baru saja terbuahi.
Peristiwa seperti ini pun sering terjumpai pada ikan pejantan yang rentan sekali untuk di tinggalkan oleh pasangannya. Pejantan pun harus mengerami telurnya dalam mulut seperti yang terjadi pada arwana.
Terdapat alasan tersendiri mengapa ikan pejantan berperan sebagai paternal care bagi anak-anaknya setelah melakukan pemijahan. Dalam bukunya The Selfish Gene, Richard Dawkins menjelaskan sebagai pertarungan evolusi terhadap siapa yang melepaskan sel kelamin terlebih dahulu.
Pelepasan sel kelamin terlebih dahulu terdapat keuntungan tersendiri karena, memiliki waktu berharga untuk meninggalkan pasangannya. Agar pasangannya dapat menjaga embrio barunya dan ia kembali mencari pasangan lainnya.
Akan tetapi melepaskan sel kelamin terlebih dahulu juga beresiko karena, bisa saja pasangan tidak ikut melepaskan sel kelaminnya.
Pejantan pun memiliki posisi yang rentan karena, spermanya lebih ringan dan menyebar ke perairan luas. Jika indukan betina melepaskan sel telurnya terlalu dini, yaitu sebelum pejantan siap mengeluarkan sel sperma. Indukan betina tidak terlalu rugi karena telur-telurnya berat sehingga masih dapat terkumpul selama beberapa waktu.
Induk betina pun bisa mengambil resiko pemijahan awal. Sedangkan pejantan tidak berani mengambil resiko itu karena, jika pejantan mengeluarkan sperma terlalu dini. Spermanya dapat menyebar terbawa oleh arus air. Memijah pun tidak ada gunanya bagi pejantan karena, sperma tidak akan dapat membuahi sel telur.
Pejantan lebih baik menunggu sampai pasangannya mengeluarkan sel telur terlebih dahulu. Barulah pejantan mengeluarkan sel spermanya tepat di atas sel telur.
Lama jantan arwana mengerami telurnya
Proses pemijahan yang terjadi sangat cepat indukan betina memiliki waktu berharga untuk meninggalkan pasangannya. Sehingga memaksa ikan pejantan untuk menjaga dan mengerami telurnya di dalam mulut hingga menetas (mouth breeder).
Sebagaimana yang dapat kita jumpai pada jantan arwana yang harus mengerami telurnya cukup lama dan harus berpuasa selama 1 – 1,5 bulan.
Ikan nila dan mujair
Contoh ikan lainnya yang mengerami dan menyimpan telur dalam mulut (mouth breeder) adalah nila dan mujair. Namun, pengeraman telur terjadi pada indukan betina (maternal care). Indukan betina ikan nila dan mujair sangat setia dan memberikan perhatian lebih kepada calon anak-anaknya.
Sebelum betina melakukan pengorbanan tersebut, pasangannya harus membayar langsung biaya mahal pemijahan. Jika tidak terbayarkan oleh pasangannya maka induk betina dapat menolak untuk kawin.
Untuk itu dalam pemijahan ikan nila dan mujair secara alamu mengharuskan pejantan menyiapkann sarang pemijahan. Sebagai pembayaran langsung kepada betina dan memberikan manfaat untuk calon anaknya.
Sarang yang sudah siap menjadi tempat induk betina sampai pejantan menghampirinya hingga terjadilah proses pemijahan. Dengan induk betina mengeluarkan sel telurnya terlebih dahulu yang kemudian tersusul pelepasan sel sperma oleh induk jantan.
Indukan betina ikan nila pun langsung mengerami telurnya dalam mulut dengan waktu yang tidak cukup lama, jika kita bandingkan dengan arwana. Demikian pula pada ikan mujair yang menyimpan dan memelihara telur-telurnya dalam mulut selama 48 jam.
Dalam hal ini ikan nila dan mujair jantan tidak bernasib pahit seperti pejantan arwana yang harus mengerami telur-telurnya dalam mulut.
Namun, ada kemungkinan pula hal sebagai trik indukan betina nila dan mujair untuk menjebak pejantan, selain karena spermanya yang murah. Sebagai bentuk pembayaran langsung terhadap biaya yang cukup mahal kepada pasangannya yang berkorban jauh lebih banyak.
Baca Juga: Ikan Sembilang Laut: Habitat dan Manfaat