Last Updated on 30 December 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 7 minutes
Setiap tahun punya momen tersendiri yang bermuara pada sebuah cerita perjalanan yang bisa dibagikan atau disimpan saja. Berikut cerita perjalanan singkat di tahun 2024 yang bisa kami bagikan untuk Anda dan sekaligus memperpanjang ingatan kami.
Perjalanan selama satu tahun ini telah menjadi kenangan bagi kami, dan abadi dalam sebuah catatan cerita perjalanan yang kami sebut Safarnama.
Sebuah istilah yang berasal dari bahasa Persia dengana arti “catatan perjalanan.”
Istilah ini pun tidak akan saya kenali jika saya tidak membaca buku dengan judul “Titik Nol” yang ditulis oleh Agustinus Wibowo.
Dan sedikit cerita, pada tahun 2024, buku-buku karangan Agustinus Wibowo menjadi favorit saya. Melalui cerita-cerita perjalanannya, seolah-olah saya seperti ikut berpetualang bersamanya.
Setiap halaman membawa saya untuk merasakan pengalaman dan sudut pandang yang baru, sehingga seakan-akan saya turut melakukan perjalanan itu sendiri.
Sedangkan di bawah ini adalah cerita perjalanan singkat kami yang tidak lepas dari keterlibatan orang-orang yang membersamai kami di perjalanan tahun ini.
Baca Juga: 5+ Alasan Kenapa Orang Harus Bekerja
Daftar Isi
Transformasi status pekerjaan
Cerita perjalanan singkat tahun 2024 ini dimulai dari mentransformasi status pekerjaan.
Bagi seorang laki-laki dan sebagai seorang muslim, bekerja ialah kewajiban dan juga termasuk amal ibadah sepanjang hidup.
Walau bukan satu-satunya pekerjaan yang saya miliki, namun pekerjaan ini begitu berarti bagi saya dan juga orang tua.
Terlebih, ada anak tangga yang harus dinaiki satu-persatu hingga ke anak tangga yang sekarang.
Bukan berarti pekerjaan sebelumnya tidak begitu berarti, tapi dari anak tangga yang itulah pondasi dan rasa nikmat itu terasa.
Kurang lebih selama tiga tahun saya banyak belajar khususnya untuk bersabar dan tekun sebagai tenaga pengelola kolam budidaya ikan yang naik turun kolam.
Panas, gerimis, hujan deras jadi tempaan untuk menjadi pribadi yang sabar dan punya fisik kuat.
Agar pekerjaan menjadi lebih berwarna dan terasa menyenangkan, saya memutuskan untuk tidak hanya fokus pada tugas utama saya. Selama tiga tahun sebagai tenaga pengelola kolam budidaya dan pembenihan ikan, saya juga menyempatkan diri untuk melakukan penelitian.
Dengan demikian, saya dapat memperluas wawasan dan mengembangkan keterampilan di luar rutinitas sehari-hari.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan saya coba tulis dan publikasikan dalam dua jurnal pada Sinta 3 dan jurnal yang terdaftar resmi di BRIN.
Dua judul jurnal yang telah terpublikasi adalah sebagai berikut:
- Efficiency analysis of catfish (Pangasius sp) marketing channels Balai Benih Ikan (BBI) Terantang
- Identifikasi Potensi dan Penyebab Resiko Pendederan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) di Balai Benih Ikan (BBI) Terantang Menggunakan Metode House of Risk (HOR)
Dan akhir tahun ini, satu dari dua jurnal yang telah terpublikasi mendapat kutipan satu sitasi. Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi profil saya di Google Scholar.
Singkat cerita, perjalanan karier pekerjaan tahun 2024 dimulai pada bulan Maret dengan menerima Surat Keputusan Bupati sebagai pegawai fungsional PPPK.
Semula saya sebagai tenaga pengelola kolam budidaya pun bertranformasi menjadi pegawai fungsional yang mengelola perikanan tangkap dan nelayan.
Menikah
Bagian dari cerita perjalanan singkat kami di tahun 2024 berikutnya adalah menikah.
Setelah kurang lebih dua tahun berpacaran, pada akhir bulan Juni tahun 2024, saya menikahi pacar saya.
Datang-datang menikah. Ya, kami adalah pasangan jarak jauh atau yang lebih akrab dengan istilah Long Distance Relationship (LDR) antar pulau.
Karenanya, persiapan pun kami lakukan dengan segala keterbatasannya. Dari keterbatasan inilah kesabaran dan emosional sangat berperan.
Perjalanan asmara yang belum halal dan berlangsung dalam waktu yang tidak singkat ini akhirnya halal juga di pertengahan tahun 2024.
Menggunakan baju adat tradisional Jawa dan di rumah joglo sederhana, kami telah menjadi pasangan yang resmi berdasarkan agama dan negara.
Acara resepsi secara tradisional atau panggih prasaja kami lewati dengan seksama.
Keliling dua buah punden ialah pengalaman hidup saya sebagai orang Jawa yang baru kenal dengan tradisi ini.
Menikah adalah satu peristiwa yang sakral dan tidak terpisahkan dari nilai-nilai agama dan sosial budaya.
Karenanya, suatu tempat yang begitu disakralkan dan disebut punden ialah magnet dalam tradisi dan sosial budaya masyarakat setempat.
Setelah menikah di tempat pengantin wanita, dalam tradisi Jawa ada acara ngunduh mantu. Acara ngunduh mantu ini pun berlangsung di dua daerah dan dua pulau.
Ngunduh mantu pertama berlangsung setelah satu minggu kami ijab. Bertempat di daerah Magelang, ngunduh mantu berlangsung antar dua keluarga terdakat saja untuk saling mengenal.
Acara sederhana tapi bermakna itu pun berlangsung dengan lancar dan telah mempertemukan keluaraga dari Pati dan Magelang.
Sedangkan acara ngunduh mantu kedua kami langsungkan di Kalimantan. Acara ngunduh mantu kedua hanya melibatkan satu keluarga dari pihak pengantin laki-laki.
Pada hari Senin, 12 Agustus 2024, acara ngunduh mantu kedua atas permintaan keluarga dari pihak laki-laki ini juga berlangsung lancar dan meriah. Pasalnya, ngunduh mantu kedua ini mengundang musik orgen tunggal yang suaranya menggetarkan jendela rumah.
Cerita perjalanan singkat saat boyongan ke Kalimantan
Bagi istri saya, ini adalah kali pertamanya perjalanan jauh hingga keluar dari Pulau Jawa.
Ada air mata yang tidak bisa ditahan dari keluarga mertua saya saat melepas anak pertamanya pada acara ngunduh mantu di Magelang.
Karena hanya berselang empat hari kemudian, kami akan berangkat meninggalkan Pulau Jawa menuju Kalimantan yang jaraknya tentu jauh dari Kabupaten Pati.
Tidak akan bertemu dalam waktu dekat sudah pasti akan membuat mertua dan keluarga istri saya memendam rindu. Hanya suara dan gambar dari gawai yang akan mengurangi rasa rindu itu walau sementara.
Walau ini adalah pertama kalinya perjalanan jauh dan juga naik kapal laut dalam waktu 20 jam lebih, alhamdulillah tidak berat bagi istri saya untuk menjalaninya.
Tidak ada masalah berarti baginya, seperti mabuk laut, pusing, sulit tidur, atau masalah lainnya. Semuanya aman terkendali dan bisa dinikmati.
Baca Juga: 2 Tempat Pacaran di Pati Kota: Murah & Instagramable
Mencoba keberuntungan dengan ikut tes CPNS
Untuk mengisi waktu selain sebagai istri, pada akhir bulan Oktober 2024, istri mencoba ikut tes CPNS formasi daerah.
Telah menjadi bagian dari cerita perjalanan di tahun 2024 baginya, tes CPNS membawanya sebuah pengalaman berarti.
Terlebih, memang istri pengen banget bisa kerja lagi seperti dulu sebelum menikah.
Meskipun pada akhirnya istri hanya masuk peringkat ke-empat dan tidak ikut tiga orang yang berhak mengikuti tes selanjutnya, ini tetap menjadi pengalaman berarti baginya.
Semoga di tes CPNS berikutnya bisa duduk ikut tes dengan komputer yang lebih baik lagi dari sebelumnya yang error hingga tiga kali yang membuatnya buyar.
Cerita perjalanan singkat ke Semarang dan Jogja bersama rekan-rekan kantor
Cerita akhir bulan Oktober lainnya dan juga menjadi kenangan bersama rekan-rekan satu kantor ialah perjalanan dinas ke Semarang.
Bersama nelayan, kami mengikuti kegiatan bimbingan teknis alat tangkap ramah lingkungan di Balai Besar Penangkapan Ikan di Semarang.
Berlangsung selama empat hari, bimbingan teknis dan field trip ke PPN Pekalongan juga menjadi kesempatan untuk bertemu dengan teman kuliah di Semarang.
Setelah bimbingan teknis usai, kami ke Jogjakarta. Pantai Drini, Merapi Lava Tour, Malioboro, dan Prambanan ialah destinasi wisata kami selama dua hari.
Badan terasa lelah karena perjalanan jauh dan kurang istirahat dengan sempurna tidak bisa terhindarkan.
Sesampainya di rumah, bisa tidur dengan sempurna terasa menyenangkan. Apalagi sudah kangen banget sama bantal dan pelukan istri tersayang.
Melihat Kalimantan dari sisi lain
Di hampir penghujung bulan Desember tahun 2024, cerita perjalanan masih berlanjut.
Palangkaraya menjadi tujuan kami untuk melihat Kalimantan dari sisi lain selain sebagai lahan perkebunan kelapa sawit.
Setelah sembilan tahun lamanya saya tidak melihat Kota Palangkaraya, pada tahun 2024, bersama istri yang juga pertama kalinya melihat ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Di Kota Palangkaraya kami sengaja untuk datang ke pernikahan Imam dan reuni tipis-tipis. Pasalnya, sejak tahun 2015, kami tidak pernah lagi ke Kota Palangkaraya bersama-sama.
Dan ini adalah momen yang tepat untuk kembali bertemu di kota yang sama pada acara yang begitu spesial bagi Imam.
Terlebih, pada tahun 2024, kami sudah punya pasangan hidup masing-masing.
Harapannya, pada tahun 2025, kami bisa bertemu lagi di Banjarmasin untuk menghadiri acara spesial dan sangat sakral dari rekan kami.
Nah, demikianlah cerita perjalanan singkat kami yang juga kami sebut sebagai safarnama di tahun 2024.
Baca Juga: