Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 4 minutes
Banyak orang yang telah mengenal pulau yang bernama Raja Ampat. Pulau yang tersohor dengan destinasi wisata maritim tersebut ada di Papua Barat. Lalu bagaimana asal usul nama Raja Ampat? Konon terdapat cerita rakyat yang turun temurun. Serta sejarah kesultanan Tidore di Pulau Raja Ampat.
Peradaban pulau bermula dari suku maya. Hingga kini suku maya masih ada di pulau Waigeu. Asal usul nama Raja Ampat tak terpisahkan dari raja-raja suku maya. Tutur Yohannes sekretaris dewan adat.
Cerita rakyat asal-usul nama pulau Raja Ampat terdapat berbagai macam versi. Cerita rakyat telah di wariskan turun-temurun. Salah satu versi cerita rakyat adalah penemuan tujuh telur. Lalu telur menetas dan berisikan manusia.
Berikut cerita rakyat dan sejarah pulau raja ampat yang di lansir dari beberapa laman.
Baca Juga: 3 Tempat Tujuan Wisata Pantai Favorit di Sukamara
Daftar Isi
Cerita rakyat singkat empat raja dari telur
Terdapat sepasang suami istri yang tinggal di pinggir sungai Wawage atau Kali Raja. Kini wilayah itu masuk dalam Kampung Wawiyai, Distrik Tiplol Mayalibit. Mereka sudah lama menikah. Namun belum di karuniai anak. Setiap hari mereka pun selalu berdoa agar di berikan anak.
Pada suatu hari sang suami mengajak istri pergi kehutan untuk mencari kayu bakar. Hingga tengah hari, kayu bakar belum cukup untuk di bawa pulang. Mereka pun terus melanjutkan pencarian hingga sampai ke tepi sungai Waikeo. Lalu mereka beristirahat di tepi sungai Waikeo.
Singkat cerita rakyat ini di saat sedang istirahat sang suami tertumbuk pada sebuah lubang besar. Lubang itu di lihatnya ada sesuatu berwarna putih. Sang suami penasaran dan berjalan mendekati lubang. Ternyata di lihatnya ada tujuh butir telur yang berukuran besar. Sang suami pun memanggil istrinya untuk di ambil dan di bawa pulang.
Menetasnya telur
Pada cerita rakyat yang singkat dan telah temurun. Ternyata keesokan harinya telur menetas. Dari 7 telur, ada 5 telur yang menetaskan manusia. Yakni empat laki-laki dan seorang perempuan. Satu telur menetas namun menjadi roh atau makhluk halus. Satu telur lagi menjadi sebuah batu. Batu yang lahir dari telur tersebut di berikan nama Batu Telur Raja. Yang hingga kini masih di simpan di Situs Kali Raja.
Melihat telur yang telah menetas menjadi sosok manusia mereka pun sangat bahagia. Mereka memberikan nama kepada ke empat anak laki-laki dan satu perempuan itu. Yang pertama bernama War, kedua Betani, ketiga Dohar, dan Mohammad. Nah yang perempuan di berikan nama Pintolee.
Kejadian pada Pintolee
Dalam cerita rakyat Raja Ampat menceritakan kejadian pada anak perempuan. Berikut awal mula cerita kejadian Pintolee.
Mereka di kenal sebagai anak yang baik dan rajin membantu orang tua. Kehidupan keluarga sangat sejahtera dan pertanian meluas. Sayangnya, sebuah kejadian telah membuat malu keluarga. Dimana Pintolee ternyata jatuh cinta pada seorang pemuda dari desa lain.
Kedua orang tua dan ke empat kakak Pintole tidak suka dengan pemuda pilihan Pintolee. Namun, Pintolee tetap cinta dan bersikeras untuk menikah dengannya. Karena tidak mendapat restu, Pintolee pun kabur dari rumah. Mereka pergi menaiki sebuah kulit kerang besar dan berlayar hingga di Pulau Numfor dan menikah di sana.
Cerita rakyat di tetapkannya raja – raja di pulau Raja Ampat
Tinggallah ke empat kakak Pintolee yang masih bersama orang tuanya. Seiring berjalannya waktu dan ayah semakin tua. Sebelum ajal tiba menjemput, sang ayah membagikan warisan pulau untuk setiap anak laki-laki.
Dimana War di berikan pulau Waigeo, Betani di beri pulau Salawati, Dohar di beri pulau Lilinta, dan Mohamad mendapatkan pulau Waiga.
Sang ayah berpesan kepada anak laki-lakinya untuk selalu menjaga pulau. Amanah dari sang ayah tersebut di jalankan dengan baik. Hingga akhirnya mereka menjadi raja di setiap pulau yang di wariskan oleh ayahnya. Dari sinilah sebutan Raja Ampat, yang berarti empat orang raja, mulai di kenal.
Seperti itulah versi cerita rakyat singkat pada asal usul pulau Raja Ampat dari telur.
Baca Juga: Sejarah dan Misteri Patung Moai di Pulau Paskah
Tinjauan sejarah nama pulau Raja Ampat
Pulau Raja Ampat di abad ke-15 adalah bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore. Kerajaan Tidore adalah kerajaan besar di Kepulauan Maluku. Kemudian kesultanan Tidore menunjuk empat orang Raja lokal. Yang bertugas untuk menjalankan pemerintahan di pulau Raja Ampat.
Empat orang raja akan berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Pulau-pulau itu adalah pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja Ampat hingga kini. Dari sisi sejarah maka nama Raja Ampat berasal dari empat orang Raja yang memerintah pada gugusan pulau.
Referensi:
- dongengceritarakyat.com
- maritimtours.com
- travel.detik.com