Indera Penciuman Ikan (Olfactori): Sistem dan Fungsi

Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto

Estimated reading time: 3 minutes

Ikan dapat mengenali lingkungannya melalui fungsi sistem kerja indera penciuman yang terperankan oleh hidung, lho. Lalu dimanakah letak hidung dan cara kerja sistem penciuman ikan?

Selain memiliki organ pencernaan, reproduksi, dan mata ikan memiliki penciuman yang berfungsi sangat penting dalam kehidupannya. Pasalnya, tanpa adanya indera penciuman (olfactori) yang bagus ikan tidak bisa menemukan makanannya di alam bebas atau di kolam.

Oleh karena itu, kita pun dapat melihat bagaimana respon ikan ketika kita melemparkan pelet ikan lele atau nila ke kolam. Sekumpulan ikan pun langsung bergerombol mendekatinya untuk mendekati pelet sebagai makanannya.

Baca Juga: Reproduksi Ikan: Sistem, Organ dan Fungsi Lengkap

Sistem kerja dan letak hidung sebagai indera penciuman ikan

Tidak semua hewan memiliki sistem indera yang terlihat utuh seperti anjing dan kucing. Contohnya adalah ikan yang memiliki organ indera dengan fungsi sebagai sistem penciuman dalam air.

Namun, keberadaan hidung ikan dengan fungsi yang sangat penting tidaklah dapat terlihat jelas karena lubangnya yang kecil.

Pembuktian kekuatan penciuman ikan pun pernah teruji coba oleh para peneliti yang sedang memancing di laut. Ketika itu para peneliti melemparkan darah hewan ke perairan dan tidak lama kemudian munculah segerombolan ikan cucut. Padahal jarak mereka berkilo-kilo meter jauhnya dari tumpahan darah.

Peristiwa itu pun sudah memberikan jawaban bahwa ikan bertulang rawan dan sejati memiliki hidung dengan fungsi yang sama. Sebagai indera yang berperan mendeteksi sinyal dengan jarak yang sangat jauh melalui perantara berupa zat cair.

Untuk menjalankan fungsinya sebagai indera penciuman letak hidung ikan berada tepat pada kantung di bagian atas moncong. Dan biasanya tepat di depan mata dan di belakang mulut sedikit ke atas.

Cara kerja penciuman

Mekanisme respon ikan terhadap lingkungannya, misalnya, mengenali pakan, bermula dari adanya stimuli olfactori yang tertangkap oleh neuron khusus. Yang ternamakan olfactory sensory neuron (OSNs), yang terjumpai pada epitel olfactori. Selanjutnya, OSNs mentransmisi informasi sensori dari hidung ke sistem syaraf pusat.

Contohnya ketika ikan mengenali pakan buatan atau pelet sebagai makanannya melalui indera penciuman. Namun, agar pelet mudah menemukan posisi pelet, produksi pakan buatan telah tertambahkan sedikit senyawa atraktan sebagai sumber sinyal kimiawi.

Melalui sinyal kimia yang tertangkap oleh organ khusus seperti hidung atau antena. Selanjutnya sinyal yang membawa informasi masuk kedalam sistem saraf pusat (otak) untuk terporses transduksi, amplifikasi, dan modulasi.

Kemudian sinyal yang telah terproses, saraf pusat akan memerintahkan kepada organ untuk melakukan suatu aksi berupa respon positif atau negatif.

Setelah ikan menemukan makanannya dalam jarak yang jauh melalui sinyal senyawa kimia dengan indera penciuman. Kemudian terjadilah proses memakan makanannya yang terperankan oleh indera perasa (gustatori).  

Selain untuk mencari makanannya. Penciuman ikan yang terperankan oleh organ hidung memediasi perilaku penting untuk bertahan hidup, seperti kawin, perilaku sosial, dan penilaian bahaya.

Organ penciuman secara langsung yang berhubungan dengan lingkungan, sangat rentan terhadap kerusakan oleh faktor kimiawi seperti polutan lingkungan. Contohnya polutan yang mengandung racun seperti logam berat, pestisida, dan surfaktan.

Baca Juga: Ciri Ikan Chondrichthyes (Bertulang Rawan)