7 Gunung Berapi Bawah Laut Indonesia

Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto

Estimated reading time: 3 minutes

Aktifnya pergerakan lempeng Samudera dan Benua menjadi alasan utama banyaknya gunung di di darat dan laut Indonesia. Dan berikut gunung berapi di bawah laut Indonesia yang perlu Anda ketahui.

Terbentuknya gunung api di daratan dan laut bermula dengan adanya tumbukan dua lempeng.

Gesekan yang terjadi mengakibatkan peleburan batuan dan lelehan batuan bergerak ke permukaan melalui rekahan. Kemudian, membentuk busur gunung api di tepi benua.

Kerak benua yang menjauh satu sama lain secara horizontal, mengakibatkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan menjadi jalan bagi magma untuk menuju ke permukaan dan membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

Baca Juga: Proses Terbentuknya Karang Atol

Gunung berapi bawah laut Indonesia

Berada di zona ring of fire menempatkan Indonesia sebagai wilayah dengan banyak gunung berapi di darat dan dalam laut.

Zona yang juga disebut sebagai sabuk sirkum pasifik terdiri dari zona tektonik dan vulkanik itu terbentang sejauh 40.000 km di sepanjang Samudera Pasifik.

Aktiifnya zona ini mengakibatkan terbentuknya banyak gunung berapi aktif di dalam laut yang meliputi.

Submarine volcano 1922

Terletak di Kepulauan Sangir Talaud, Sulawesi Utara. Gunung Submarine Volcano mempunyai ketinggian mencapai 5000 m dari dasar laut. 

Banua Wuhu

Tidak hanya gunung Submarine Volcano, di Sulawesi Utara tepatnya di perairan Kepulauan Sangihe terdapat gunung berapi bawah laut. Gunung berapi aktif tersebut dikenal Gunung Banua Wuhu yang memiliki ketinggian 400 m dari dasar laut.

Gunung Api Laut Kawio Barat

Selain Gunung Banua Wuhu, di Kepulauan Sangihe teridentifikasi gunung berapi bawah laut dengan ketinggian 3000 m.

Di sekitar gunung berapi Kawio Barat telah teridentifikasi berbagai macam biota laut seperti udang yang mampu hidup di perairan hangat.

Nieuwerkerk

Satu dari gunung api bawah laut Indonesia dengan dua puncak kembar adalah Gunung Nieuwekerk. Lokasi gunung api laut ini berada di dalam perairan Kabupaten Maluku Tengah. Ketinggian gunung api Nieewerkerk mencapai 2325 m dari dasar laut.

Hobal

Di perairaan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, teridentifikasi gunung api bawah laut yang ketinggiannya belum diketahui. Namun, keberadaannya sudah terdeteksi sejak tahun 1999 karena terdapat kepulan asap putih setinggi 100 m di atas permukaan laut.

Yersey

Aktivitas gunung berapi bawah laut selanjutnya yang berhasil teramati adalah Gunung Yersey. Gunung ini berada di Laut Band dengan ketinggian 4200 m dari dasar laut.

Gunung Api Laut Emperor of China

Di bagian Barat Laut Banda, Indonesia juga telah terdeteksi gunung berapi bawah laut dengan ketinggian 2850 m dari dasar laut. Gunung berapi itu pun dikenal dengan nama Gunung Emperor of China.

Serta masih banyak lagi gunung api laut yang masih dalam proses penelitian oleh tim ahli. Proses penelitian atau pengamatan gunung digunakan seperangkat teknologi yang disebut Multibeam Echosounder (MBES). Seperangkat teknologi MBES terfungsikan untuk memetakan bentuk dasar laut melalui pantulan gelombang suara (sonar).

Bahaya gunung api bawah laut

Para ilmuwan menyebutkan bahwa letusan gunung api bawah laut mempunyai dampak lebih besar.

Berpotensi menimbulkan korban jiwa lebih besar hingga merubah cuaca secara global.

Secara umum dampak yang terjadi jika gunung api bawah laut meletus sewaktu-waktu adalah sebagai berikut.

Tsunami

Letusan gunung berapi bawah laut memberikan ancaman yang nyata bagi kehidupan masyarakat pesisir. Gelombang tsunami dapat menyapu bersih daratan pesisir terdekat dalam waktu singkat.

Kerusakan sumber daya laut

Selain mengancam kehidupan masyarakat di pesisir. Dampak letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava panas akan merusak ekosistem terumbu karang di sekitarnya.

Rusaknya terumbu karang mengancam kelangsungan hidup hewan avertebrata dan vertebrata laut. Karena terumbu karang adalah rumah bagi banyak biota laut untuk mencari makan dan memijah.

Rusaknya perekonomian

Letusan gunung berapi bawah laut yang memicu tsunami dan menghantam pemukiman masyarakat pesisir akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat.

Masyarakat akan mengalami kerugian secara materia hingga mental. Namun, akan pulih kembali seiring berjalannya pembenahan atau penataan pemukiman dan motivasi.

Baca Juga: Laut Aral Kenapa Kering? Berikut Ulasan Singkatnya

Sumber:

Grid.id

Tempo.co