Last Updated on 5 September 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 4 minutes
Ada banyak contoh alat untuk menangkap ikan yang digunakan oleh nelayan tradisional. Pada artikel ini, kita rangkum delapan contoh alat penangkap ikan nelayan tradisional yang beroperasi di sepanjang pesisir Indonesia.
Nelayan tradisional, menurut Undang-Undang No. 45 Tahun 2009, merupakan nelayan kecil yang memiliki kapal dengan ukuran paling besar 5 grosstonase (GT).
Karena kecilnya ukuran kapal, penggunaan alat tangkap pun cukup sadhana dengan waktu trip lebih pendek.
Oleh karena itu, hasil tangkapan nelayan tradisional juga relatif lebih sedikit dari nelayan modern.
Tetapi, upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tetap harus berlangsung dengan menggunakan berbagai macam alat alternatif yang lebih efektif.
Lalu, apa saja alat tangkap nelayan tradisional di Indonesia? Tetap simak uraiannya di bawah ini dengan lengkap, ya!
Baca Juga: Cara Menangkap Ikan Tanpa Merusak: Polemik Penggunaan Alat
Alat penangkap ikan nelayan tradisional
Delapan contoh alat tangkap di bawah ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu alat tangkap bersifat pasif dan aktif.
Alat tangkap pasif
Penggunaan alat tangkap pasif umumnya banyak beroperasi saat musim ikan tertentu saja, karena hasilnya sangat selektif. Salah satu contoh alat yang dimaksud adalah bubu.
Namun, terdapat pula alat tangkap pasif yang tetap bisa terandalkan tanpa bergantung pada musim.
Contoh alat tangkap ikan tradisional bersifat pasif yang tidak bergantung pada musim adalah berbagai jenis pancing.
Bubu
Contoh alat tangkap tradisional satu ini dikenal dengan rinsip kerjanya menjebak ikan. Untuk itu, bentuk alat bubu seperti ruangan tertutup, sehingga ikan yang sudah masuk tidak dapat keluar lagi.
Pancing
Ada banyak jenis alat pancing tradisional yang digunakan oleh nelayan Indonesia.
Satu contoh pancing tradisional untuk menangkap cumi yang banyak digunakan oleh nelayan di Gorontalo adalah totabito.
Totabito adalah pancing tradisional yang memiliki konstruksi hampir sama dengan pancing ulur.
Namun, pancing totabito terdapat perbedaan khusus pada bentuk mata kail. Dan secara tradisional menggunakan lampu petromaks sebagai sumber penerangan eksternal saat pengoperasiannya.
Tujuannya untuk menarik perhatian cumi-cumi yang aktif dan tertarik pada cahaya di saat malam hari.
Anco
Keberadaan alat penangkap ikan tradisional satu ini sering kita jumpai pada sepanjang jalur pantai utara.
Kegunaan alat tangkap yang disebut anco adalah alat penangkap ikan atau udang saat air laut sedang pasang.
Penggunaan anco oleh warga setempat sangat bermanfaat sebagai alat untuk mencari sumber mata pencaharian sampingan saat tidak musim melaut.
Bagan apung dan tancap
Sepanjang pantai utara Jawa kita akan menjumpai bangunan persegi empat dengan bahan konstruksi bambu.
Keberadaan bangunan ini pun jumlahnya sangat banyak dan umumnya beroperasi pada malam hari untuk menangkap ikan atau cumi.
Untuk mendapatkan ikan target di dalam bagan terdapat jaring/waring yang akan diangkat saat gerombolan ikan telah masuk.
Alat tangkap aktif
Jika alat penangkap ikan tradisional pasif lebih mengandalkan pada musim tangkap. Maka tidak demikian pada alat tangkap bersifat aktif yang lebih terdominasi oleh alat berupa jaring.
Jala
Beroperasi di perairan dangkal, alat tangkap satu ini terbilang efektif untuk mendapatkan ikan.
Jala tebar atau jaring lempar adalah jaring ikan yang berbentuk lingkaran kecil dengan pemberat pada tepi-tepinya agar tenggelam dan mengurung ikan.
Untuk mengoperasikannya nelayan harus melemparkannya ke perairan tertentu yang dinilai terdapat gerombolan ikan.
Jaring payang
Contoh alat penangkap ikan tradisional yang disebut payang berbentuk seperti jaring besar. Payang merupakan alat tangkap modifikasi yang menyerupai trawl kecil yang beroperasi di permukaan perairan.
Namun, secara kontruksi, alat tangkap ini hampir mirip dengan lampara (sejenis jaring), yang membedakannya adalah tidak adanya pemberat (otter board).
Seser
Agar aktivitas di tambak bandeng atau udang lebih maksimal terutama pada saat sampling. Alat tangkap tradisional yang disebut dengan seser sangat membantu nelayan.
Alat tangkap tradisional ini terdiri dari jaring dengan ukuran mata jaring sangat kecil. Bentuknya menyerupai kerucut dengan bagian belakang yang mengembang.
Untuk mengoperasikannya, mudah, seperti menggunakan serok ikan pada umumnya, yakni dengan cara didorong.
Arat
Alat penangkap satu ini merupakan alat andalan nelayan tradisional saat tidak musim, namun tetap bisa mendapatkan hasil.
Arat merupakan bentuk inovasi dari alat tangkap tradisional (jala) yang dioperasikan oleh 1–2 orang menggunakan perahu motor.
Kemudian, arat ditarik perlahan oleh perahu motor dengan wilayah sapuan tertentu selama 1–2 jam.
Baca Juga: Alat Tangkap Ramah Lingkungan: Kriteria & Contoh
Referensi: