Last Updated on 1 September 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 4 minutes
Hingga sekarang, udang rebon adalah jenis udang terbaik sebagai bahan baku untuk pembuatan terasi. Terasi yang berasal dari hasil fermentasi udang rebon ini pun selalu sukses menjadi bumbu tambahan yang menyedapkan rasa masakan.
Produksi terasi yang berasal dari jenis udang rebon hingga kini menjadi primadona masyarakat.
Sebagai primadona, ada sejumlah alasan yang menempatkan salah satu jenis udang laut ini menjadi bahan baku yang posisinya tak tergantikan.
Ulasan singkat di bawah ini, mungkin dapat membantu Anda untuk mencari alasan-alasan itu.
Yuk, langsung saja disimak!
Daftar Isi
Terasi berasal dari jenis udang rebon
Sebelum menjadi terasi, udang rebon ditangkap oleh nelayan di laut menggunakan alat tangkap jaring. Karena udang rebon berukuran kecil, jaring yang yang dioperasikan memiliki mata jaring yang kecil.
Setiap daerah menggunakan alat tangkap jaring dengan jenis tertentu. Di Kalimantan dan Riau, misalnya, alat tangkap untuk menangkap udang rebon adalah sungkur dengan mata jaring 4,5 mm.
Sedangkan di daerah Cilacap, arad dengan mata jaring 12 mm menjadi alat tangkap andalan untuk mendapat hasil optimal.
Keunggulan udang rebon
Memiliki nama ilmiah Acetes japonicus, udang yang termasuk dalam famili Sergestidae ini ukurannya kecil.
Ukuran kecil inilah yang merujuk pada penamaannya sebagai udang rebon.
Mudah diperoleh
Ketersediaan dan kemudahan ialah syarat pertama terhadap kegiatan produksi terasi.
Udang rebon ialah salah satu udang yang ketersediaannya di alam mudah didapat.
Terlebih, saat musimnya, nelayan dapat menangkap udang rebon dalam jumlah yang melimpah.
Melimpahnya udang rebon perlu penanganan cepat. Pasalnya, udang dan ikan yang berasal dari laut lebih cepat mengalami proses pembusukan.
Pembusukan yang terjadi dalam waktu singkat tentu membuat nelayan rugi.
Memanfaatkan udang rebon menjadi bahan produk olahan bernilai jual tinggi dan tahan lama membantu nelayan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Ini berdampak positif, karena nelayan tidak akan bingung kemana ia harus menjual hasil tangkapannya.
Warna lebih menarik
Selain sebagai penanda bahwa produk telah mengalami proses pengolahan.
Warna juga memberikan pengaruh besar untuk memikat perhatian konsumen.
Terasi yang terbuat dari jenis udang rebon ini pun memiliki warna yang lebih menarik dari terasi yang berbahan baku ikan.
Cokelat kemerahan adalah warna terasi yang menggunakan udang rebon sebagai bahan dasarnya.
Astaxanthin yang merupakan pigmen turunan dari karotenoid memiliki andil yang besar terhadap perwarnaan terasi. Sebab, sebagian besar tubuh udang tersusun dari pigmen astaxanthin.
Baca Juga: Udang Windu: Ciri, Klasifikasi, dan Kandungan Gizi
Jenis udang rebon menghasilkan terasi dengan Aroma lebih menggugah
Jika dibandingan dengan ikan, udang rebon adalah bahan baku terbaik untuk menghasilkan aroma terasi yang lebih menggugah selera.
Pemecahan asam-asam amino saat fermentasi menghasilkan senyawa volatile, yang kemudian memberikan aroma khas pada terasi.
Cita rasa yang khas
Secara umum, fermentasi serupa dengan pembusukan.
Namun, proses fermentasi memberikan keuntungan lebih dalam pengolahan makanan, khususnya pada pengolahan terasi.
Enzim-enzim yang bekerja pada saat proses fermentasi menambah cita rasa dan aroma yang masih disukai.
Cita rasa yang khas ini pun memiliki manfaat luas dalam dunia menu masakan, khususnya sebagai bumbu tambahan hingga penyedap rasa.
Peran terasi yang berasal dari jenis udang rebon sebagai bumbu tambahan hingga penyedap ini pun ada karena asam glutamat.
Asam glutamat banyak terjumpai pada ikan dan udang yang hidup di laut.
Namun, terasi yang terbuat dari udang rebon memiliki kandungan asam glutamat yang lebih tinggi daripada terasi dari ikan.
Terlebih, proses fermentasi udang rebon berpengaruh besar terhadap pembentukan asam glutamat pada terasi.
Lebih tinggi protein
Sebagai salah satu contoh produk fermentasi, terasi udang rebon tidak hanya unggul dalam cita rasa dan aroma.
Terasi berbahan dasar udang rebon juga unggul dalam hal kandungan protein.
Pasalnya, udang rebon kering yang menjadi bahan baku dalam pembuatan terasi memiliki kandungan protein sebesar 59,4%, dikutip dari Jurnal Nike.
Oleh itu, terasi yang terbuat dari udang rebon mengandung protein sebesar 35%, demikian yang kami lansir dari Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan.
Baca Juga: Manfaat Makan Ikan Makarel yang Mengandung Omega-3
Mengandung gizi lainnya
Tidak hanya mengandung protein, terasi berbahan dasar udang jenis rebon mengandung gizi lainnya.
Pada setiap 100 gram udang rebon kering, diketahui terdapat gizi seperti kalsium, zat besi, dan fosfor dengan jumlah sebagai berikut:
- fosfor 265 mg,
- zat besi 21,4 mg, dan
- kalsium 2306 mg.
Nah, itulah alasan-alasan penting mengapa udang rebon menjadi bahan baku terasi yang tidak bisa tergantikan.
Bagi Anda yang membutuhkan informasi pengolahan produk perikanan lainnya, blog ini dapat menjadi referensi yang akurat.
Jurnal ilmiah dan artikel blog yang relevan menjadi referensi yang kami gunakan dalam mengolah informasi.
Baca Juga: Fermentasi Rusip Khas Bangka Belitung