Manis dan Pahit Sebagai Tenaga Kontrak Pemerintahan

Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto

Estimated reading time: 5 minutes

Menjadi tenaga kontrak sejak tahun 2021 merupakan pilihan untuk mencari pengalaman dan menanti seleksi CPNS di lingkungan pemerintahan. Hingga pada tahun yang sama seleksi CPNS bidang kelautan dan perikanan pun saya ikuti, namun tidak dalam formasi daerah terdekat. Waktu itu saya gagal memenuhi passing grade. Dan kembali melanjutkan pengembaraan pengalaman sebagai tenaga kontrak pada lingkungan pemerintahan. Lalu bagaimana cerita dan pengalaman selama satu tahun lebih?

Sebelum bercerita terlalu jauh. Berikut sedikit pemahaman tentang apakah itu tenaga kontrak?

Secara pengertian tenaga kontrak dalam lingkungan pemerintahan sama seperti pada umumnya. Yakni sebuah ikatan kerja dengan durasi waktu yang terbatas dari kedua pihak.

Dan yang saya ketahui dalam lingkungan pemerintahan perpanjangan tenaga kontrak akan selalu di perpanjang sepanjang tahunnya.

Alasan dan proses menjadi tenaga kontrak pemerintahan

Menjadi seseorang yang begelar sarjana sains dalam bidang kelautan di daerah dan tidak memiliki channel luas menjadi dilema tersendiri. Karena mayoritas lapangan pekerjaan yang banyak tersedia adalah perkebunan kelapa sawit.

Ingin bekerja pada perusahaan kelapa sawit, tetapi pendidikan yang saya miliki bukanlah bidangnya. Selain itu saya dan keluarga pun tidak punya channel untuk mendapatkan peluang karir dalam sebuah perusahaan.

Hingga pada akhirnya orang tua meminta saya untuk mendaftar sebagai tenaga kontrak dalam lingkungan pemerintahan pada bidang perikanan.

Saya pun mencoba mengontak seorang ASN yang pernah menghubungi saya saat masih skripsi. Karena pada waktu itu beliau menawarkan saya untuk menjadi tenaga lapangan di tambak udang vaname milik pemerintah.

Tidak lama kemudian saya mendapatkan tawaran untuk mengisi kekosongan pada salah satu lembaga Perikanan. Saya pun menyetujuinya karena tempat itu tidaklah jauh dari rumah saya.

Administrasi pun saya lengkapi dan saya ajukan untuk menjadi bagian dari tenaga kontrak dalam lingkungan pemerintahan. Saya pun mendapatkan beberapa pertanyaan serius dari kepala untuk mengetahui kesanggupan dan keyakinan untuk bekerja.

Karena pekerjaan yang akan saya lakukan tidaklah seperti pekerjaan kantoran yang bekerja dalam ruangan ber AC dan mengoperasikan laptop.

Saya pun siap untuk menyanggupinya karena pekerjaan itu tidaklah jauh berbeda dengan kegiatan selama kuliah dan sehari – hari dalam bidang perkebunan.

tenaga kerja kontrak pemerintahan dalam bidang perikanan non formasi cpns
Tenaga kerja kontrak pemerintahan dalam bidang perikanan

Suasana kerja

Hingga sekarang sudah satu tahun lebih saya menjadi bagian dari pegawai pemerintahan dengan status tenaga kontrak. Setiap harinya saya dan rekan – rekan menjalani aktivitas yang menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kadang sibuk dan kadang santai. Itulah rutinitas selama satu tahun.

Lingkungan kerja secara umum dapat saya katakan nyaman dan kondusif. Karena saya bertemu dengan rekan senior saya yang juga bergelar akademik.

Rekan saya sudah lebih dari empat tahun mengabdi serta sudah berkali – kali mengikuti seleksi CPNS formasi bidang perikanan. Namun, masih belum rezeki. Pahit dan manis selama menjadi tenaga kontrak pun sudah tidak berasa bagi dia. Dan kini pun baru mulai saya rasakan.

Apa alasan saya menuliskan pengalaman sebagai tenaga kontrak pemerintahan?

Berawal dari diskusi mengenai penghapusan tenaga kontrak, formasi CPNS pengangkatan PPPK di lingkungan pemerintah bidang perikanan. Maka rekan saya membuka suara hasil pertemuan Jum’at minggu lalu ketika menyetorkan uang pendapatan kepada atasan.

Pada pertemuan tersebut rekan saya menceritakan bahwa status kita sebagai tenaga kontrak lapangan memang masih belum ada kepastian. Dan mereka pun enggan untuk menyampaikan kabar burung tentang pengangkatan PPPK.

Apakah hal itu yang menjadi alasan saya menuliskan pengalaman ini? Tentu saja tidak.

Ada satu alasan lainnya yang membuat saya semakin berani menuliskannya.

Pandangan orang

Menjadi seorang yang Stoic memang butuh proses dengan durasi waktu yang panjang. Saya pun masih seperti sebuah gelas yang penuh dengan air dan luber tapi tidak merelakan air itu mengalir jauh dan menguap. Maka sikap yang belum legowo itu masih ada dalam diri.

Sudah berkali – kali saya mendengar dari rekan kerja dan orang tua yang menilai bahwa kami berbeda dari tenaga kontrak yang lainnya.

Persepsi pun muncul bahwa kami tidaklah jauh berbeda dari kaum buruh yang mengharapkan keadilan. Tapi hal itu bagaikan pungguk merindukan bulan.

Bahkan rekan kerja saya sempat terucap yang pernah saya pikirkan sebelumnya. Ucapan itu bukanlah tanpa dasar, karena ia sendiri yang mendengar langsung dari rekan sesama tenaga kontrak, namun lebih rapi dan bersih.

“Kita bagiakan sarjana yang tidak berkompeten dan banyak orang yang memandang kita sebelah mata, karena kita hanyalah penjaga kolam”. Ungkapnya.

Tidak hanya itu pil pahit lainnya juga pernah saya telan ketika orang tua saya bercerita bahwa ia baru saja ditanya oleh bapak – bapak terhormat. Karena waktu itu orang tua saya sedag bekerja sebagai tenaga kebersihan dimana bapak – bapak terhormat itu bekerja.

Pertanyaan dari bapak – bapak itu adalah sebagai berikut.

“Putranya bude kerja di Balai apa di kantor?” Tanya bapak – bapak ASN.

“Kerja di Balainya pak”. Jawab ibu saya.

“Waduh ya sia – sia pendidikan sarjanannya”. Jawab bapak – bapak ASN.

Ibu saya langsung terdiam dan hanya bersabar terhadap apa yang terucap dari seseorang berpendidikan tinggi tersebut.

pengalaman kerja sebagai tenaga kontrak pemerintahan
Aktivitas pekerjaan

Kedua pandangan itu telah memancing pemikiran saya dan menilai betapa berbedanya kami dengan tenaga kontrak pemerintahan yang lain. Padahal sama – sama bergelar sarjana, gaji juga sama, serta menanti hal yang sama yakni formasi CPNS.

Tindakan selanjutnya

Setidaknya dengan menuliskan ini saya sudah lega untuk berbagi pengalaman dan keluh kesah serta manis dan pahitnya menjadi tenaga kontrak lapangan.

Untuk selanjutnya ada dua hal yang akan saya lakukan yakni.

Prokopton (bahasa Yunani)

Tindakan pertama saya adalah prokopton yang sering terjemahkan sebagai progressor “sedang berusaha menjadi lebih baik”.

Merupakan praktik Stoisisme sebagai sebuah perjalanan yang terus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik. Yang tentunya tidak akan pernah tecapai dalam kondisi yang instan.

Dengan cara terus mengarahkan dan membentuk pemikiran yang sehat untuk mencapai tujuan hidup yakni kebahagiaan.

Mengembangkan talenta

Sebagian pasti menjadi orang kaya dan sebagian mungkin meninggal dalam kemiskinan dan penderitaan. Jalan yang kalian pilih bergantung pada diri kalian sendiri. Dalam waktu singkat, kalian dapat menentukan gambaran masa depan kalian – Baden Powell kisah api unggun no. 22.

Pesan dari bapak pandu sedunia memberikan saya pandangan tindakan yang kedua. Bahwa pilihan karir dan menjadi seorang yang sukses dan bahagia ada di tangan saya sendiri.

Oleh sebab itu memutuskan untuk mencari tempat terbaik untuk mengembangkan talenta sebagai blogger. Dan berusaha untuk tabah menunggu waktu yang tepat agar tetap berada dan berkarir blogger dari kampung halaman.

Baca Juga: Protes Adalah Hal Biasa Ketika Ketidaksesuaian Terjadi