Siklus Air Bumi dan Manfaatnya untuk Kehidupan

Last Updated on 9 December 2023 by Adha Susanto

Estimated reading time: 5 minutes

Air memiliki manfaat yang besar dan menjadi kebutuhan utama bagi mahluk hidup. Ketersediaan dan siklus hidrologi atau sirkulasi air memiliki manfaat penting untuk mejaga ketersediaan air bumi. Dan berikut beberapa jenis siklus hidrologi yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Proses ketersediaan air di bumi terjadi melalui tahapan-tahapan siklus yang melibatkan matahari, awan, angin, tanah dan tumbuhan.

Air akan mengalami berbagai macam proses duntuk dapat mencapai ke ekosistem perairan dan daratan.

Siklus air di bumi

Keberadaan air yang terus ada dalam ekosistem disebabkan karena adanya peristiwa siklus air atau sirkulasi air. Siklus air adalah pergerakan air dari laut ke darat dan sebaliklnya yang terjadi secara berkelanjutan.

Terjadinya sirkulasi air tersebabkan oleh beberapa rangkaian proses antara lain evaporasi, presipitasi, kondensasi, infiltrasi, transpirasi, dan runoff.

siklus air atau hidrologi di bumi
Siklus Air (https://gpm.nasa.gov/)

Evaporasi

Penguapan (evaporasi) merupakan suatu proses perubahan wujud zat cair menjadi gas. Proses ini terjadi pada sirkulasi permukaan air seperti genangan air, rawa, sungai, danau, laut dan tanah.

Proses evaporasi sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu di permukaan air atau tanah yang cukup tinggi menyebabkan molekul air mempunyai energi untuk lepas dan memisahkan dari cairan.

Molekul air yang terpisah dari cairan akan akan naik menuju atmosfer dan akan terkondensasi membentuk gumpalan awan.

Baca Juga:

Kondensasi

Proses selanjutnya dalam siklus air bumi yang terjadi adalah kondensasi. Yang mana pada tahapan ini uap air yang telah terevaporasi pada atmosfer akan terkondensasi dan membentuk gumpalan awan.

Terjadinya gumpalan awan disebabkan karena temperatur udara di atmosfer lebih rendah dan uap air akan terkondensasi.

Saat gumpalan awan yang mengandung air bergabung dengan gumpalan awan lainnya maka awan tidak dapat menahan air sehingga terjadilah peristiwa presipitasi.

Presipitasi

Peristiwa presipitasi terjadi saat gumpalan-gumpalan awan sudah tidak mampu menampung keberadaan air di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan air yang terkandung di awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan air, hujan es, ataupun salju. Terjadinya proses presipitasi mayoritas berada di lautan atau sebesar 90% dan sisanya di daratan.

Infiltrasi dan transpirasi

Air yang turun dari awan (air hujan) jatuh ke tanah akan diserap oleh tanah dan tersimpan kedalamnya kita sebut sebagai infiltrasi. Proses infiltrasi sangat dipengaruhi oleh konsentrasi air di dalam tanah.

Tanah kering merupakan tanah yang mampu untuk menyerap air lebih banyak jika dibandingkan dengan tanah yang sangat basah.

Keberadaan air di dalam tanah selalu bergerak dan tumbuhan akan menyerapnya untuk berlangsungya proses fotosintesis. Kemampuan tumbuhan untuk menyerap air di dalam tanah diperankan oleh akar.

Akar akan menyerap berbagai nutrisi baik dalam tanah dan air. Air yang terkandung di dalam tumbuhan akan keluar saat terjadi penyinaran matahari secara langsung dan akan keluar dalam bentuk uap.

Dan proses keluarnya air dalam bentuk uap dari tumbuhan disebut sebagai transpirasi atau evapotranspirasi.

Runoff

Jika tanah dan tumbuhan tidak mampu menyerap, maka air hujan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan sampai ke laut untuk keberlangsungan siklus.

Aliran air yang menuju ke tempat yang lebih rendah karena tidak diserap oleh tanah dan tumbuhan disebut sebagai runoff.

Jenis-jenis siklus hidrologi di bumi

Terjadinya siklus hidrologi atau siklus air di bumi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang.

Jenis-jenis siklus hidrologi tersebut sangat dipengaruhi oleh matahari sebagai sumber energi untuk memebentuk uap air dari permukaan air, tanah dan tumbuhan.

Berikut penjelasan singkat tiga jenis siklus hidrologi di bumi:

  1. Siklus pendek, yaitu air laut yang menguap akan terkondensasi, membentuk gumpalan-gumpalan awan berisi air. Saat awan sudah mengalami titik jenuh maka air di dalam awan akan jatuh dan terjadi hujan air di permukaan laut.
  2. Siklus sedang, yaitu terbentuknya uap air terjadi kondensasi dan membentuk gumpalan awan. Gumpalan awan di tiup oleh angin hingga ke daratan dan terjadi hujan di daratan. Air hujan yang turun ke daratan akan kembali ke laut melalui sungai-sungai.
  3. Siklus panjang, yaitu air laut yang menguap terjadi kondensasi, membentuk gumpalan-gumpalan awan. Gumpalan awan yang berisi air akan terjadi sumblimasi dan terbentuk kristal-kristal es. Angin membawa gumpalan awan berisi kristal-kristal es menuju ke daratan hingga ke pegunungan tinggi. Awan-awan akan mengalami presipitasi dalam bentuk salju. Salju yang menumpuk membentuk glester dan mencair menjadi kedalam bentuk zat cair berupa air. Air akan mengalir hingga ke laut melalui sungai-sungai.

Jumlah air di bumi

Ketersediaan air di bumi cukup banyak dengan persentase mencapai 71% dari luas permukaan bumi. Permukaan bumi sebagian besar merupakan laut dengan luas sekitar dua pertiga (70%).

Luasnya laut daripada daratan menyebabkan sebagian besar air terdapat di laut dengan rasa asin. Volume air laut adalah 1.322.600.000.000 km3 atau sebesar (97,25%) dari air bumi secara keseluruhan.

Air tawar di bumi berjumlah (2,75%) dengan jumlah 37.400.000 km3. Terjadinya siklus air (hidrologi) menyebabkan keberadaan air yang ada di alam ini dapat terdiri dari air atmosfer sebanyak 13.000 km3 (0,035%), air permukaan sebanyak 374.000 km3 (1,00%). Air tanah 8.963.000 km3 (23,965%) dan salju sebanyak 28.050.000 km3 (75%).

Manfaat siklus air untuk kehidupan

Bumi yang sebagian besar terdiri dari lautan memiliki air berasa asin memberikan manfaat besar untuk kelangsungan kehidupan mahluk hidup di dalamnya.

Laut yang luas dapat menjaga kestabilan suhu di bumi, tempat mencari sumber pangan seperti ikan bagi umat manusia, kegiatan industri dan lain-lain.

Terjadinya siklus air yang merata memberikan manfaat besar untuk dapat mengelola sumber air untuk kehidupan.

manfaat air untuk kehidupan
Pemanfaatan energi gelombang di laut sebagai sumber energi (https://cordis.europa.eu/)

Tanpa air manusia dan mahluk hidup lainnya tidak dapat hidup. Air menjadi sumber cairan utama di dalam tubuh manusia dan sumber-sumber mineral lainnya yang sangat diperlukan.

Umat manusia sangat membutuhkan air untuk menjaga keberlanjutan stok sumber pangan melalui kegiatan pertanian dan perikanan.

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan manusia mampu memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Kegiatan pembangkit listrik yang memanfaatkan air, yaitu tenaga uap (PLTU), turbin air, gelombang dan pasang surut air laut, perbedaan salinitas di laut dan sebagainya.

Baca Juga:

Referensi

Latuconsina, H. 2016. Ekologi Perairan Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Saintif.com

Susana, T. 2003.

Tangke, P. R. M. 2015.