Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 3 minutes
Blue carbon (karbon biru) adalah penyimpanan karbon alam dalam ekosistem laut dan pesisir (mangrove, coastal, padang lamun). Lalu apa manfaat penyimpanan karbon pada konsep blue carbon dalam kehidupan kita?
Sekarang cuaca sudah tidak tentu kadang hujan dan kadang panas. Bahkan dalam kalender satu tahun dengan bulan akhiran ber sudah sulit kita prediksi kebenarannya. Musim hujan dan panas datang tidak sesuai lagi dengan kalender orang zaman dahulu.
Inilah salah satu contoh dari dampak perubahan iklim. Emisi gas karbon dari aktivitas pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu pemakaian smartphone ternyata juga mempengaruhi perubahan iklim.
Konsep blue carbon yang melibatkan peran ekosistem mangrove, coastal, dan lamun sangat penting peranannya untuk memitigasi perubahan iklim.
Lalu apa itu blue carbon mangrove yang begitu di gembar-gemborkan?
Sebagai salah satu unsur kimia di dalam bumi karbon memiliki peranan penting untuk kehidupan mahluk hidup. Dan umumnya keberadaan karbon di bumi terdominasi oleh karbon dioksida (CO2).
Keberadaan unsur kimia ini pun tidak hanya terjumpai pada daerah terestrial saja. Namun, juga terdapat karbon yang berada di ekosistem perairan yang disebut sebagai karbon biru.
Hutan mangrove yang menjadi bagian dari ekosistem laut menjadi tempat terbesar penyimpanan karbon biru selain di lamun dan terumbu karang. Jumlah penyimpanan karbon biru di hutan mangrove pun lebih besar dari hutan terestrial. Karena mampu menyerap gas karbon 100 kali lebih efektif dan permanen.
Baca Juga: Proses Terbentuknya Karang Atol
Manfaat blue carbon adalah
Konsep blue carbon tercanangkan sejak hasil penelitian terhadap kemampuan menyerap karbon secara biologis. Dan lingkungan ekosistem pesisir dan laut mampu menampung karbon alam mencapai 55%.
Ekosistem pantai mangrove, coastal atau karang dalam konsep blue carbon memiliki manfaat untuk menyerap emisi gas karbon di atmosfer.
Pelestarian ekosistem laut dan pantai menjadi faktor penting untuk menerapkan konsep blue carbon sesuai fungsinya.
Selain itu ekosistem pesisir berperan memberikan perlindungan dari abrasi pantai, perlindungan dari badai. Peningkatan muka air laut, pencegahan banjir pasang laut, pengatur kualitas air dan udara pesisir.
Serta konsep blue carbon penyedia habitat bagi ikan dan organisme lain yang hidup pada ekosistem mangrove, coastal, dan lamun sebagai sumber pangan.
Pada ekosistem laut dan pesisir karbon tersimpan dalam lapisan vertikal (substrat) yang menebal dan anoksik (minim oksigen).
Kandungan karbon organik yang tersimpan tidak terurai dan hanya dilepaskan oleh mikroba yang berperan dalam daur biogeokimia.
Ekosistem mangrove yang sangat berperan penting dalam konsep blue carbon mampu menyerap 110 kilogram karbon setiap hektarnya. Dan sepertiganya akan lepas berupa endapan organik di lumpur.
Indonesia menjadi wilayah terbesar dalam kawasan Asia Tenggara yang mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar, karena memiliki mangrove yang luas.
Di tahun 2018 Indonesia mempunyai luasan hutam mangrove mencapai 3,1 juta ha atau setara dengan 22,6% secara global.
Untuk itu keberadaan ekosistem mangrove selain memberikan manfaat terhadap penyimpanan karbon bumi terbesar juga bermanfaat dalam sektor ekonomi masyarakat.
Berbagai biota laut seperti ikan, kerang, dan teripang dapat melangsungkan siklus kehidupannya dengan baik, karena ketersediaan makanannya yang berlimpah. Kemudian, masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan akan memanfaatkan berbagai biota laut sebagai sumber pendapatan.
Baca Juga: Ciri Ekosistem Padang Lamun di Laut