Buaya Muara: Manfaat, Habitat, Reproduksi

Last Updated on 9 December 2023 by Adha Susanto

Estimated reading time: 4 minutes

Selain terkenal ganas, buaya muara yang hidup di habitat perairan muara mempunyai manfaat dalam kegiatan industri, lho. Seperti apa pemanfaatannya? Simak uraian pemanfaatannya, ciri hingga klasifikasi buaya muara di bawah ini, ya!

Perairan tropis ialah tempat bagi banyak jenis hewan air bertulang belakang dan tak bertulang belakang. Pada jenis hewan bertulang belakang seperti buaya keberadaannya di habitatnya terbilang berbahaya dan kaya manfaat bagi manusia. Namun, penting bagi ekosistem.

Manfaat hewan reptil terhadap kehidupan manusia seperti pada jenis hewan satu ini pun terus terjadi. Pasalnya, kulit dari reptil besar ini menjadi bahan dasar bagi banyak produsen tas, sepatu, dan jaket kulit terkemuka di dunia.

Namun, bagaimana kelanjutan dari pemanfaatan buaya muara yang terus mengalami eksploitasi di alam liar?

Simak uraiannya di bawah ini, ya!

Klasifikasi buaya muara

Sebelum jauh mengenal kehidupan dan habitat dari buaya muara, mari kenali klasifikasi jenis reptil perairan di bawah ini:

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Reptilia
  • Ordo: Corocodilia
  • Famili: Crocodylidae
  • Genus: Crocodylus
  • Spesies: Croco porosus, C. novaeguinea, C. siamensi, C. novaeguineae

Dari uraian klasifikasi di atas, buaya muara terdaftar dari genus Crocodylus. Genus ini merupakan buaya umum yang juga bisa kita jumpai di sungai dan danau.

Baca Juga:

Ciri fisik buaya muara

Melansir dari laman Wikipedia tubuh buaya memiliki ciri fisik dengan panjang tubuh 4,5 sampai 12 meter. Moncong cukup lebar, dan tidak memiliki sisik lebar pada tengkuknya.

Untuk bobotnya dapat mencapai satu ton dan ukurannya bahkan jauh lebih besar dari buaya nil. Sedangkan kakinya pendek, namun dilapisi kulit yang tebal.

ciri kehidupan habitat manfaat buaya muara
Kehidupan dan Habitat Buaya Muara (Freepik)

Jika kita bandingkan dengan buaya sungai, buaya yang hidup pada perairan estuari umumnya memiliki tubuh jauh lebih besar.

Kulit yang merupakan pelindung tubuhnya terdiri dari sisik berukuran besar di belakang kepala dengan jumlah dua sampai empat buah.

Pada bagian dubur dan bawah pangkal ekor terdapat sejumlah sisik kecil. Sisik besar buaya yang terdapat pada punggung tersusun berbaris dengan jumlah rata-rata 31 baris.

Sebagai salah satu predator ganas, buaya muara terlengkapi dengan gigi yang runcing dan tajam.

Gigi runcing berfungsi untuk mencengkram dan merobek tubuh mangsanya. Jumlah giginya pun berkisar 30 sampai 40 buah pada setiap rahang.

Buaya akan menampakkan giginya saat mulutnya tertutup dan tampak tersambung. Demikian pula dengan gigi keempat di kedua rahang akan terlihat menonjol saat mulutnya tertutup.

Kebiasaan hidup

Salah satu jenis reptil besar yang mendiami perairan muara pun dikenal aktif pada siang dan malam hari. Siang dan malam mampu menangkap mangsa. Terlebih pada saat lapar dan mangsa dalam keadaan lengah.

Kehidupannya sebagai predator ganas pun terdukung dengan kemampuannya untuk hidup di darat dan di air. Di air, buaya muara terkenal dengan ciri dan kemampuan kamuflasenya dengan cara merendamkan tubuh dalam air dan hanya tersisa mata. Ini dilakukan oleh buaya untuk mengintai mangsa-mangsanya.

Sesudah mendapatkan mangsa, seketika buaya langsung menerkam dan menggigitnya dengan kuat. Lalu masuk ke air untuk membuat mangsa menjadi lemah dan tak bernyawa.

Adapun makanan favorit bagi buaya yang umum ditemuka di sekitar habitatnya ialah sebagai berikut:

  1. ikan,
  2. monyet,
  3. burung,
  4. rusa,
  5. dan lain-lain.

Baca Juga: 2 Alasan Serangga Air Bisa Mengapung

Reproduksi buaya muara

Manfaat buaya muara pada berbagai kegiatan industri menekan kehidupan di alam liarnya. Eksploitasi berlebihan menjadi penyebab hewan ini kemudian mulai dilindungi sejak tahun 1978.

Melalui SK Mentan No 327/Kpts/Um/5/1978 dan SK Mentan 16/Kpts/Um/105/1980 pemerintah berusaha keras untuk menjaga habitat buaya.

Tumbuhlah kegiatan penangkaran menjadi salah satu solusi untuk menjaga kehidupannya. Pada tempat penangkaran akan berlangsung kegiatan pembenihan. Melalui kegiatan perkawinan antara individu jantan dan betina.

Umur siap kawin buaya berkisar minimal 8 tahun. Musim kawinnya terjadi pada bulan Februari hingga Oktober.

Reproduksi buaya muara terjadi secara seksual dan fertilisasi secara internal.  Setelah pembuahan terjadi di dalam indukan betina. Ovum yang telah terbuahi sperma melewati oviduk.

Ketika telah melalui oviduk, ovum yang sudah terbuahi dikelilingi lapisan dengan bahan utama CaCo3. Lapisan tersebut dinamakan cangkang. Cangkang berfungsi untuk melindungi ovum dari air dan serangan patogen.

Kemudian, reproduksi buaya muara akan memasuki tahap perkembangbiakan yang terakhir. Di mana indukan akan mengeluarkan telur sekitar 40 hingga 60 butir yang akan terjadi di bulan September hingga Maret.

Telur-telurnya akan diletakkan pada tempat yang hangat atau sarang yang telah tersiapkan oleh indukan. Setelah 90 hari, indukan buaya akan mengeraminya hingga telur menetas.

Makanan buaya

reproduksi dan kamuflase buaya muara
Kamuflase buaya muara (Freepik)

Reptil dengan ukuran besar dan memiliki sifat predator, maka ciri utama predator adalah memakan daging (karnivora).

Manfaat buaya muara

Sifatnya yang predator menjadikan buaya sebagai salah satu reptil yang berbahaya. Tapi buaya muara juga memiliki manfaat besar untuk perekonomian melalui kegiatan industri fashion.

Kulit buaya jelas terasa manfaat untuk manusia yang menjadikannya sebagai bahan pembuatan tas, sepatu, jaket, dompet, dan ikat pinggang.

Nilai jualnya pun sangat fantastis, sehingga produk-produk dari kulit buaya pun tergolong eksklusif.

Referensi