Last Updated on 20 May 2024 by Adha Susanto
Estimated reading time: 4 minutes
Bus sekolah mengantarkan saya dan rombongan berkunjung ke Istana Kuning yang sudah berdiri sejak tahun 1814. Bukan untuk kunjungan wisata tempat bersejarah. Namun, pada tanggal 12 Februari 2023 itu kami menghadiri hari bahagia rekan kerja yang katanya masih bagian dari keluarga kerajaan berdasarkan silsilah. Karena acaranya berlangsung di Istana Kuning sebagai tempat peninggalan kerajaan islam Kotawaringin di Kalimantan Tengah saya pun ikut menghadiri untuk cerita kenangan.
Menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam dari Kabupaten Sukamara. Akhirnya kami tiba di istana kerajaan bernilai sejarah dalam penyebaran islam di Kalimantan Tengah.
Keautentikan tempat bersejarah ini memikat mata dan otak lalu memprosesnya menjadi perintah kepada kaki untuk melangkah lebih cepat.
Karena pertama kalinya saya melangkahkan kaki ke bangunan yang bernama istana. Saya berharap akan berjumpa sesuatu yang memikat perhatian.
Mata yang terus bergerak untuk merekam setiap sudut bangunan Istana Kuning Kotawaringin. Harapan pupus, karena acara hanya berlangsung di aula pertemuan.
Bentuk bangunan Istana Kuning seperti rumah panggung pada umumnya di Kalimantan menggunakan kayu ulin.
Kekohohannya masih terjaga, walau pada tahun 2000 sempat mengalami pemugaran oleh pemerintah setempat. Pemugaran di lakukan, karena pada tahun 1986 istana sempat mengalami kebakaran.
Kini bangunan yang terbuat dari kayu bernama ilmiah Eusideroxylon zwageri masih bisa terkunjungi oleh masyarakat umum dan masih terjaga nilai sejarahnya.
Oh iya karena saya berkunjung ke tempat bersejarah maka tidak lupa untuk mengabadikan kunjungan dalam bentuk digital. Untuk kemudian bisa saya gunakan sebagai bahan menggali informasi nilai sejarah bangunan Istana Kuning Kotawaringin yang berdiri di Pangkalan Bun pada tahun 1814.
Oleh karena itu, yuk simak sejarah berdirinya kerajaan yang sangat berperan besar dalam penyebaran agama islam di Kalimantan Tengah.
Sejarah berdirinya Istana Kuning Kotawaringin di Kalimantan Tengah
Kerajaan Kotawaringin secara administratif termasuk dalam bagian sejarah NKRI yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun, dalam konteks sejarah masuknya agama Islam saat kesultanan Banjar muncul sejak abad ke-15. Kalimantan Tengah adalah locus dari wilayah Banjarmain.
Pada saat Kesultanan Islam Banjar di pimpin oleh Sultan IV Mustain Billah (1650–1678 M). Beliau mengutus anaknya yang bernama Adipati Antakusuma (1680–1697 M) dan Kiai Gede untuk mendirikan Kerajaan Kotawaringin.
Istana Kerajaan Kotawaringin yang bernama Istana Al Mursari terletak di sebelah barat Kalimantan Tengah. Tepatnya di pinggir sungai Kotawaringin Lama dan berdiri sejak tahun 1679.
Pembangunan istana di pinggir sungai bertujuan untuk bisa lebih dekat dengan pusat kegiatan masyarakat bersuku Dayak yang berindukan Dayak Ngaju.
Melalui pendekatan yang ramah dan santun masyarakat setempat yang semula menganut agama kaharingan. Dengan ikhlas mereka pun memeluk agama islam yang telah di sebar luaskan oleh keramahan tokoh agama utusan kerajaan, yakni Kiai Gede.
Penyebaran agama islam terus meluas melalui asimlasi dan akulturasi budaya. Melalui perkawinan antara orang bersuku Dayak dengan pendatang Melayu dari Banjar.
Dengan berdirinya Kerajaan Kotawaringin sejarah penyebaran agama islam di Kalimantan Tengah sudah ada sejak abad ke-17 dan bermula dari sebelah barat.
Untuk memperluas wilayah penyebaran agama Islam di masyarakat Kalimantan Tengah. Pada tahun 1814 berdiri istana kedua dari Kerajaan Kotawaringin yang kita kenal dengan nama Istana Kuning Kotawaringin.
Pendiri Istana Kuning yang berada di Kota Pangkalan Bun adalah pangeran ke-9 kerajaan Kutaringin yang bernama Imanudin (1811–1841).
Perjalanan Kesultanan Kutaringin yang menyebarkan ajaran agama Islam berlangsung hingga tahun 1948 M. Selama keberjalanannya Kerajaan Kotawaringin telah terpimpin sebanyak 14 orang sultan.
Arti nama istana
Dari namanya sudah pasti yang ada di benak kita Istana Kerajaan Kotawaringin yang berada di Kota Pangkalan Bun itu berwarna kuning. Tetapi perkiraan kita pun terpatahkan saat sesampainya di lokasi, karena yang kita jumpai adalah bangunan dengan warna alami kayu ulin.
Setelah menelusuri pada mesin pencari yang canggih. Penamaan istana berasal dari kebudayaan kerajaan yang mengenakan kain dan aksesoris berwarna kuning untuk mempercantik tampilan istana.
Sedangkan menurut kepercayan masyarakat setempat warna kuning yang mendekati warna emas melambangkan kemakmuran.
Nah, demikianlah informasi singkat yang berasal dari cerita kunjungan saya ke tempat bernilai sejarah, yakni Istana Kuning Kotawaringin.
Sumber: Anwar, K. Masuknya Islam dan Penyebarannya di Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Kampung Sega Pangkalan Bun